Jurnalsindo.com,
Way Kambas - Harapan namanya. Saat dijumpai di Taman Nasional Way Kambas
(TNWK), Lampung Timur, Provinsi Lampung, Senin (20/3/2017), badak Sumatera
jantan bercula dua berusia 10 tahun itu asyik bermain sambil sesekali memakan
dedaunan di sekitar kandangnya. Harapan telah tinggal sekitar satu tahun lebih
di Way Kambas.
Meskipun
merupakan spesies asli Sumatera, Harapan lahir di Cincinnati Zoo, Amerika
Serikat, pada tahun 2007 dari pasangan Emi dan Ipuh. Harapan memiliki dua
saudara, masing-masing Andalas (badak jantan) dan Suci (badak betina) yang
semuanya sama-sama lahir di Cincinnati Zoo.
Harapan
membutuhkan setidaknya waktu dua tahun untuk dapat beradaptasi dengan cara
hidup barunya di hutan tropis, terutama dari sisi pakannya. Lihat Foto Harapan,
Badak sumatera jantan saat berada di sekitar kandangnya di Taman Nasional Way
Kambas (TNWK), Lampung Timur, Provinsi Lampung, Senin (20/3/2017).
Kepulangan
badak Harapan dari Kebun Binatang dan Taman Botani Cincinnati, Amerika Serikat
tahun 2015, ke habitat aslinya di Sumatera, Indonesia, ini diharapkan dapat
memberikan kelestarian dan upaya sukses konservasi badak sumatera.
Badak
yang terbiasa diberi makanan yang berbeda di kebun binatang itu harus
beradaptasi secara perlahan dengan makanan asli dari vegetasi hutan yang ada di
lingkungan taman nasional saat dikembalikan ke habitatnya.
“Sampai
saat ini, Harapan baik-baik saja. Habitat lingkungan dan suasananya nyaman. Di
sini, kami melakukan pemantauan 24 jam penuh termasuk pengecekan darah, urine,
dan fesesnya. Bila tidak ada kelainan, Harapan akan terus bertumbuh dengan
sehat,” kata Dokter Zulfi Arsan, salah satu dari ketiga dokter yang merawat
seluruh badak termasuk badak Harapan.
Harapan
diharapkan mampu meneruskan generasi badak di masa yang akan datang sebagai
pejantan. "Jumlah populasi badak sumatera di dunia teramatlah sedikit yang
tersebar di empat kantong, yaitu Taman Nasional Way Kambas, Taman Nasional
Bukit Barisan Selatan, Taman Nasional Gunung Leuser, dan Taman Nasional Kutai,
diperkirakan hanya tinggal sekitar 70 sampai 100 individu saja", tutup
Dokter Zulfi.
Badak
Sumatera merupakan satwa sangat langka dan dilindungi di dunia. Yayasan Badak
Indonesia pernah merilis, dalam 10 tahun terakhir, populasi badak sumatera
(Dicerorhinus sumatrensis) mengalami penurunan hingga 50 persen. Oleh karena
itu, kepulangan badak yang diberi nama Harapan ini diharapkan dapat menjamin
keberlanjutan generasi dan konservasi badak Sumatera.(Ril)